Monthly Archives: Oktober 2013

Pemuda, Antara Pelopor dan Follower

moteef021Abu Dzar Al Ghifari pernah berkata bahwa Rasulullah berpesan kepada umat manusia, “Barangsiapa yang bangun di pagi hari dan hanya memperhatikan masalah dunianya, maka orang tersebut tidak berguna di sisi Allah. Barangsiapa tidak pernah memperhatikan urusan kaum muslimin yang lain, maka mereka tidak termasuk golonganku.” (HR. Thabrani)

Jiwa sosial dan kepedulian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diharapkan bisa hadir dalam jiwa setiap pemuda. Pemuda merupakan sosok dengan segudang keahlian dan kemampuan, oleh karena itu apapun keahlian dan kemampuannya, harus mempunyai kesadaran untuk memberikan kontribusi nyata terhadap perubahan umat dan kemajuan bangsa.

Namun realita saat ini justru menujukkan banyaknya pemuda egois dan memiliki life style yang kurang baik. Arus globalisasi dan perkembangan informasi yang meluncur bebas masuk ke Indonesia telah merasuki setiap sendi kehidupan para pemuda yang sedikit banyak telah merubah paradigma dalam beragam sudut pandang. Saat ini bukan lagi para pejuang dan pengukir sejarah yang menjadi panutan, tapi para pemuda justru ramai-ramai menjadi follower dan mengidolakan para artis dan pesohor. Ditambah lagi dukungan dari berbagai media lewat acara entertainment, gosip, konser musik dan program acara lainnya yang dinilai kurang edukatif. Sehingga lahirlah pemuda-pemuda ‘alay’ yang cenderung mengikuti segala sesuatu yang dilihatnya.

Pemuda dan Pergerakan Roda Zaman
Perjuangan pemuda sepanjang sejarah peradaban manusia bukanlah mitos, bukan pula proyek arbiter yang sama sekali tidak mempunyai kausalitas sosial. Semua pasti masih mengingat kejayaan Islam di masa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang jaraknya lebih 1400 tahun yang lalu, perjuangan beliau telah terukir indah dalam sejarah umat manusia dan menjadikan Rasulullah sebagai sosok yang paling berpengaruh sepanjang sejarah peradaban dunia.

Selanjutnya, siapa yang tidak kenal dengna pioneer dan pengendali sejarah yang bernama Musa ‘Alaihis Salam? Beliau adalah seorang pemuda pilihan Allah yang memiliki pola pemikiran dan perjuangan untuk menyelamatkan kaumnya, ia sanggup mengubah zamannya dengan rekayasa nalar kebertuhanan tanpa melibatkan kekerasan, tapi hanya dengan pemikiran dan perjuangan.
Semangat perjuangan orang-orang terdahulu sedikit banyak telah mewarnai perjuangan pemuda dalam mengiringi perjalanan sejarah bangsa ini. Dimensi moral yang merupakan karakter utama pemuda telah menarik simpati berbagai kalangan, mulai dari orang-orang yang diklaim akrab dengan kepercayaan ‘irasional’ hingga kelompok yang mengkalim dirinya ‘jenius religius’. Empati masyarakat dunia secara spontanitas termanifestasi karena visi para pemuda tidak menuntut materi dan popularitas, melainkan hanya ingin menjadi pelindung masyarakat.

Sejarah telah membutkikan bahwa pemuda selalu berada di garda terdepan dalam setiap pergerakan roda zaman dan kemajuan sebuah bangsa. Sebut saja sebuah moment sakral yang mungkin nyaris luput dari ingatan pemuda saat ini, yakni pada 28 Oktober 1928 silam. Sebuah Kongres Pemuda untuk mengobarkan semangat para pemuda dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini. Berbagai kelompok pemuda dari penjuru nusantara hadir dalam sebuah Kongres untuk menyuarakan aspirasi yang sama yaitu persatuan dan kesatuan, mereka ingin menjadi pelopor perubahan dan terbebas dari cengkeraman penjajahan.

Sejarah pun mencatat, perjuangan pemuda Indonesia telah banyak berpengaruh pada proses historis dan perjalanan panjang perjuangan bangsa pasca proklamasi kemerdekaan, sebut saja peristiwa Malari tahun 1974. Pada saat itu terjadi pembrendelan terhadap sejumlah pers, pemerintah menekan perjuangan pemuda dengan memberlakukan berbagai macam aturan, salah satunya adalah dengan memerintahkan untuk menghapus pers Indonesia Raya dan pers Mahasisawa Indonesia, karena dianggap terlalu vokal dan kritis, bahkan para pengkritik dari kalangan pemuda pun dibungkam.

Fakta sejarah yang lain, pada tahun 1998 para pemuda dan mahasiswa kembali menunjukkan perjuangannya sebagai pencetus era reformasi pasca menggulingkan pemerintahan orde baru. Penguasa orde baru, Soeharto yang telah memimpin Indonesia selama 32 tahun dianggap telah merugikan rakyat banyak dan telah memporak-porandakan sistem demokrasi di Indonesia termasuk civil society, karena membangun sebuah sistem dan organisasi birokrasi yang semuanya bertumpu pada kebijakannya.

Mengapa Pemuda?
Karena pemuda tidak terlepas dari sikap kritis, peka, peduli serta haus akan informasi dan pengetahuan. Mereka selalu sadar akan tanggung jawab dan kepedulian kepada sesama, sehingga setiap aktivitas yang dilakukan tidak lain adalah dorongan dan motivasi untuk terus memberikan kontribusi demi kejayaan umat dan bangsa. Namun alasan yang paling penting dan mendasar adalah karena pemuda memiliki peran dan tanggung jawab yang besar terhadap masyarakat. Mereka mempunyai peran dan fungsi yang sangat mulia dalam tataran kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sejarah telah membuktikan bahwa pemuda berperan besar dalam membangkitkan semangat kemajuan bangsa ini. Peran dan fungsi tersebut antara lain:

  1. Pemuda merupakan “iron stocks” atau gudang calon pemimpin bangsa di masa depan yang nantinya layak mengisi pos–pos tertentu baik sektor pemerintah maupun swasta. Karena itu, calon pemimpin bangsa tidak hanya sekedar membekali diri dengan kecerdasan pikiran melainkan dengan kecerdasan spiritual agar menjadi pemimpin yang kuat menahan godaan dunia serta jernih dalam berpikir dan bertindak.
  2. Pemuda sebagai “the guardian values” atau penjaga nilai–nilai. Pemuda sebagai kaum intelektual harus mampu mentransfer pemikirannya kepada masyarakat melalui teladan dan karya nyata untuk menjaga nilai–nilai kebaikan dalam masyarakat, bukan sekadar mengikuti seluruh alur ditengah masyarakat.
  3. Pemuda sebagai “moral force”, yakni kekuatan pemikiran yang penuh idealisme dan berusaha untuk mengoreksi berbagai penyimpangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pada hakikatnya masa muda adalah fase dimana manusia berada pada masa kalkulatif (tercerahkan) oleh ilmu pengetahuan yang diperolehnya. Sudah sepantasnya orientasi pergerakan dan kegiatan para pemuda adalah untuk menumbuhkan kemampuan intelektualitas. Kemampuan yang bukan hanya memfokuskan pada kekuatan tetapi juga sikap kritis dalam merespon isu-isu kekinian. Pemuda masa kini ditekankan untuk lebih kreatif, agar tumbuh menjadi sosok pelopor kebaikan ditengah masyarakat, bukan hanya sekedar ikut-ikutan gaya hidup masa kini yang semakin ‘acak-acakan’. Di sinilah pemuda harus mampu melihat fakta-fakta terkait problematika masyarakat yang sesungguhnya, kemudian mencari solusi permasalahan tersebut dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Karena pemuda harus jadi pelopor, bukan sekedar follower.

*Memperingati Hari Sumpah Pemuda